PERJUANGAN PENGHULU RASYID BANUA LAWAS-TABALONG
Posted by Admin BPD Pematang on 06.04.00 with No comments
Penghulu Rasyid
ISI RIWAYAT SINGKAT
Penghulu Rasyid |
Selain itu beliau belajar ilmu Bela diri kepada salah seorang yang belum diketahui namanya.
Latar Belakang Perjuangan
Penghulu Rasyid
Jauh sebelum tahun kelahiran Penghulu Rasyid ( 1815 M. ) didaerah Kelua telah berdiri sebuah Kerajaan yang bernama “ BAGALONG “ sedang diwilayah Tabalong dan Daerah Pasir ( Tanah Grogot ) setelah Raja Bagalong meninggal dunia, sebagai penggantinya diangkat Putera Al – Marhum bernama “ PANGERAN NAMIN “ sejak pemerintahan Pangeran NAMIN inilah pihak Belanda mulai berdatangan kedaerah ini yang katanya hanya berdagang.
Mereka mulai membeli rempah-rempah dan hasil bumi dan hutan lainnya. Jumlah mereka kian hari kian bertambah disamping mereka mendatangkan bantuan Serdadu dari Pulau Jawa.
Pada akhirnya mereka memaksa Pangeran NAMIN untuk menyerahkan kekuasaan pemerintahan kepada Belanda atau setidak-tidaknya bernaung dibawah kekuasaan Belanda dengan membayar upeti kepada Kerajaan Belanda . Berkali – kali Belanda membujuknya namun Pangeran NAMIN tetap pada pendiriannya untuk tidak mau tunduk kepada Belanda . Pihak Belanda memberikan ultimatum kepada pangeran NAMIN harus mengambil alah satu pilihan, menyerah atau diperangi.
Akhirnya Pangeran NAMIN melaksanakan musyawarah dengan para pembantunya serta mengambil suatu keputusan, ialah tidak mengambil salah satu alternatif yang diajukan oleh Belanda, akan tetapi beliau bersama keluarganya serta pembantunya hijrah ke dalam hutan Baruh Undan untuk bertapa.
Sedang pengawal istana dan tokoh – tokoh kerajaan yang lainnya yang tidak bersedia ke pertapaan, mereka menghindar ke pedalaman Balukut, sungai Ratin, Pelajau, Talan, Banua Rantau, Silaung, Habau dan lain–lain.
Pada pagi harinya karena belum menerima jawaban sebagai penagasan dari Pangeran NAMIN kepada Belanda, maka pihak Belanda langsung menyerang istana Kerajaan, namun ternyata Kerajaan tersebut dalam keadaan tidak berpenghuni, sedang istana sudah dibumi hanguskan oleh Pangeran NAMIN sebelum berangkat meninggalkanya . Pihak Belanda yang bermarkas di Amuntai sama sekali tidak mengetahui adanya pembumihangusan Istana tersebut.
Dilain pihak Pangeran Antasari telah menunjuk Penghulu Rasyid sebagai kepala perang disektor Tabalong yang dalam hal ini beliau menetapkan Markas Pertahanan dan tempat latihan Prajurit dalam bergerilya di Desa Habau. Beliau didampingi oleh tiga pembantu utamanya , ialah :
1. Habib Rahban asal Demak
2. Datu Ahmad asal Habau
3. Untuk asal Telaga Itar Kelua
Keterangan :
Lokasi markas pertahanan Penghulu Rasyid ialah di Tunggung Sawu ( Sungai Penghulu ) Mandaling Habau Kecamatan Banua Lawas, sedang daerah penyanggulannya ialah disekitar Telaga Itar, Muara Sungai Hanyar dan di sungai Buluh serta di Tabur.
Pernyataan perang dari Pangeran Antasari terhadap serdadu Belanda yang diploklamirkan di Tanjung pada tanggal 17 Agustus 1860 menyebabkan diseluruh wilayah Tabalong semuanya dalam keadaan bahaya dan pertempuran Pangeran Antasari yang dibantu oleh Penghulu Rasyid melawan Serdadu Belanda di Tanjung selama kurang lebih tiga hari tiga malam yang menyebabkan -+ 160 orang prajurit Antasari / prajurit Penghulu rasyid telah gugur sebagai syuhada, sebagai pihak serdadu Belanda katanya kapal perangnya kembali ke Amuntai penuh dengan mayat serdadu yang gugur.
Penyanggulan dengan perang system gerilya yang dipimpin oleh Penghulu Rasyid telah dilakukan dimana – mana, pihak Belanda hampir tidak ada kemampuan lagi untuk menghadapi serangan penyanggulan dari Prajurit Penghulu Rasyid, yang dalam hal ini pihak Belanda terpaksa meminta bantuan Serdadu ke Banjarmasin.
Puncak Pertempuran :
Pihak Belanda selain menghadapinya secara perang juga dilakukan politik adu domba untuk memancing kelemahan – kelemahan yang menjadi kebiasaan bagi Bangsa Indonesia.Penguasa Belanda diwilayah Tabalong dan Amuntain membuat Maklumat atau Pengumuman yang isinya sebagai berikut:
BARANG SIAPA DAPAT MENANGKAP PENGHULU RASYID DALAM KEADAAN HIDUP ATAU MATI AKAN DIBERIKAN HADIAH 1.000 Golden SERTA DIBERI BINTANG JASA DAN TIDAK DIKENAKAN PAJAK MEMAJAK SAMPAI TUJUH TURUN. KALAU DIA SUDAH TERBUNUH AGAR KEPALANYA DIBAWA SEBAGAI BUKTI.
Penghulu Rasyid bersama prajuritnya yang tegar dengan daya juang yang tinggi berjuang dan mengusir penjajah Belanda di Bumi Tabalong selama kurang lebih 6 tahun ( 1859 – 1865 ) sebagai suatu perjuangan yang tidak terpisahkan dengan wilayah perjuangan daerah – daerah lain di Kalimantan dan bahkan di Indonesia.
Pada suatu pagi yang NAHAS, Penghulu Rasyid dengan kekuatan Prajuritnya sedang disiagakan disekitar Mesjid Pusaka Banua Lawas. Diluar dugaan, tiba–tiba serangan Belanda secara total dari segala jurusan dan terjadilah pertempuran yang amat dahsyat dengan kekuatan yang kurang seimbang, ditambah suatu nahas bagi Pimpinan Griliawan yang gagah perkasa yang dalam hal ini Penghulu Rasyid didampingi oleh sepupu beliau sebagai pendamping yang setia menyingkir keluar dari sektor pertempuran dan seluruh prajuritnya sebagiannya ada terus mengadakan perlawanan dan sebagian lainnya ada yang mundur dan Penghulu Rasyid beristirahat di bawah pohon berunai di sebelah Timur dari Jihad Mesjid Pusaka Banua Lawas.
Tempat persembunyian Penghulu Rasyid bersama sepupu beliau bernama Umpak telah tercium oleh Sepiun Belanda, yaitu kawan seperguruan Penghulu Rasyid yang kebetulan menjadi Pembakal ( Kepala Desa ) bernama BUSAN asal Sungai Rukam Kecamatan Kelua.
Pembakal BUSAN langsung saja menemui sasarannya dengan membayangkan uang kontan 1.000 Golden serta Bintang Jasa dan tidak dikenakan Pajak selama 7 turunan .
Seraya berkata :
Akhirnya kita bertemu juga wahai sahabat, sebaiknya sahabat lebih baik menyerah daripada meneruskan perjuangan yang tidak bakal menang juga melawan Serdadu Belanda yang lebih kuat dan lebih hebat dari kita.
Saya tidak akan menyerah wahai sahabat, apapun yang akan terjadi saya tetap menghadapinya dengan penuh konsekwen. Ingat pesan guru kita. Kalau demikian pendirianmu lebih baik saya membunuh kamu seraya menghunus goloknya dengan pandangan yang ganas dan galak.
Kalau demikian maksud sahabat yang dalam situasi begini saya tidak berdaya lagi karena luka saya sangat parah, untuk itu baiklah saya mohon diri untuk shalat ashar. Pembakal BUSAN mengangguk tanda setuju.
Penghulu Rasyid melaksanakan Shalat Ashar dan sampai pada Sujud akhir pada raka’at yang terakhir tidak bangkit – bangkit lagi, Pembakal BUSAN timbul rasa curiga dan langsung mendekatinya serta menyentuhnya pada bagian leher Penghulu Rasyid, ternyata beliau kembali kerahmatullah dalam keadaan Sujud.
Pembakal BUSAN rasa terkejut dan timbul rasa keraguan untuk mengambil langkah selanjutnya, beliau berjalan -+ 20 meter kemudian terbayang dalam benaknya 1.000 Golden, Bintang jasa dan Bebas Pajak 7 Turunan, dengan tidak berpikir panjang langsung memotong leher Penghulu Rasyid yang sudah dalam keadaan meninggal.
Kepalanya langsung dibawa untuk diperuntukkan kepada Opsir Belanda yang menunggu di Pos Terdepan. Namun ditengah jalan terjadi perebutan atas kepala itu dengan seorang sersan yang seolah – olah sersan itulah yang berhasil membunuh Penghulu Rasyid, akhirnya dapat dilerai oleh serdadu lain dan Pembakal BUSAN dapat membuktikan atas kebenaran dirinya.
Khabarnya uang 1.000 Golden dimaksud yang diterima oleh BUSAN hanya 500 Golden, sedang selebihnya dibagi – bagikan oleh Serdadu Belanda yang telah berusaha juga mendapatkannya. Jenazah Penghulu Rasyid dimakamkan pada sore Jum’at ( setelah Shalat Ashar ) di samping Mesjid Banua Lawas dalam tahun 1865 dalam usia 50 tahun.
Beliau berpulang kerahmatullah dengan meninggalkan bukti – bukti sejarah perjuangan yang tidak kecil artinya dalam memberikan semangat daya juang bagi anak cucu sebagai generasi perjuangan bangsa hingga te
rcapai wujud Kemerdekaan yang diidamkan oleh seluruh Bangsa Indonesia.
Bukti Sejarah :
—————-
1 (satu) buah Makam disamping Mesjid Pusaka Banua Lawas yang bernama “ MAKAM PENGHULU RASYID “ .Makam tersebut pada bagian bawahnya dari beton dan tehel serta pada bagian atasnya dari kayu ulin dan kubah. Kubah tersebut dibuat oleh Bidang Muskala Kanwil Depdikbud Propkalsel tahun 1998 .
Makam tersebut berukuran :
Panjang : 200 cm.
Lebar : 165 cm.
Tinggi : 103 cm.
Keadaan fisiknya sudah sangat memprihatinkan dengan perawatan yang kurang cukup memadai dan perlu mendapatkan perhatian oleh semua pihak.
0 komentar:
Posting Komentar